Anggota MPR RI dari Kelompok DPD Jimly Asshiddiqie mengungkapkan bahwa ada satu konsep yang baru dan sering menjadi bahan diskusi para ahli konstitusi di berbagai forum dunia dalam 10 tahun belakangan ini, yakni Constitutional Identity atau identitas konstitusional. Konsep tersebut, menurut Jimly sangat menarik untuk dikaji dan didalami dalam konteks bangsa Indonesia. Dalam kajiannya, Jimly menemukan dan menegaskan bahwa identitas konstitusional dalam berbangsa dan bernegara yang dimiliki rakyat Indonesia adalah lima sila dalam Pancasila.
“Karena saya rasa perlu untuk disampaikan ke masyarakat Indonesia, kemudian saya bukukan dengan judul ‘Pancasila: Identitas Konstitusi Berbangsa dan Bernegara’. Buku ini terbit pada tahun 2020. Saya sangat apresiasi dan berterima kasih kepada Perpustakaan Humas Setjen MPR yang mengangkat buku saya ini menjadi tema diskusi. Apalagi hari ini masih dalam suasana memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni jadi momennya sangat tepat,” katanya. Hal tersebut disampaikan Jimly dalam paparannya sebagai narasumber utama pada acara Bicara Buku Pustaka Bersama Wakil Rakyat dengan membahas buku berjudul ‘Pancasila: Identitas Konstitusi Berbangsa dan Bernegara’ karya Prof. Dr. Jimly Asshiddqie, SH, di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (2/6/2022). Hadir dalam acara yang berlangsung secara offline dan daring ini, Pelaksana Tugas Deputi Administrasi Setjen MPR RI Siti Fauziah, SE, MM, Kepala Perpustakaan Setjen MPR Yusniar, Ketua Bidang Pendidikan Seni Budaya dan Pariwisata DPP Persaudaraan Cinta Tanah Air (PCTA) Dr (c) Soenarto Sardiatmadja, MBA, MM sebagai narasumber, Wisesa Utama Dewan Ketahanan Nasional Dr. Epin saepudin, M.Pd sebagai narasumber dan para anggota DPP PCTA, perwakilan Asia Africa Reading Club, Mahasiswa UIN Banten, serta perwakilan komunitas Relawan Literasi (Relasi) sebagai peserta.
Mengingat Pancasila sangat penting untuk bangsa Indonesia, Jimly mengingatkan agar seluruh rakyat bersama sama memasyarakatkan kesadaran ber Pancasila, termasuk kesadaran tentang pentingnya memperingati 1 Juni. “Yang perlu dipahami rakyat terutama generasi milenials, Pancasila itu adalah hasil pemikiran kolektif bangsa. Maka dari itu para pemuda Indonesia harus mempelajari serta memahami sisi sejarah dari Pancasila itu sendiri dan tokoh tokoh bangsa yang berperan dalam penggalian dan perumusannya, seperti Bung Karno, Soepomo dan M. Yamin. Setelah memahami sejarah, dalam konteks kekinian kita semua harus memiliki rasa bangga kepada Pancasila, caranya dengan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari hari,” terangnya. Di sesi akhir paparan, Jimly mengajak generasi milenials sebagai peserta acara Bicara Buku agar selesai acara, tradisi membaca dan menulis buku harus dijaga serta lebih ditingkatkan lagi. Sebab, membaca dan menulis adalah ciri kemajuan peradaban suatu bangsa.